Kumpulan Artikel Tips dan Triks Pengusaha Sukses, anda yang sudah jadi pengusaha jadikan blog ini untuk mendapatkan inspirasi dalam memaksimalkan usaha anda. Kirimkan Artikel anda di blocknotinspire@gmail.com
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://idegilabisnis.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Kulit Jagung Sebagai Pengganti Plastik


Kulit jagung juga bisa menjadi bahan baku pengganti plastik. Mohamad Fasiol menggunakannya sebagai bahan baku dalam pembuatan gelas dan botol. Selain kualitasnya tak kalah dengan bahan plastik, gelas atau botol bekas itu bisa diserap tanah dan menjadi pupuk.

Permintaan gelas plastik terus meningkat dari tahun ke tahun. Maklum, banyak produk barang-barang konsumsi yang menggunakan plastik sebagai bungkusnya.

Tengok saja, setiap gerai dari jenis booth hingga restoran yang menyediakan minuman soda, teh, kopi, maupun sirup, memakai gelas plastik sebagai wadah.


Uniknya Sandal dan Sepatu Batik


Agnes sengaja memilih batik sebagai material utama produknya. Dia ingin batik dipakai dan dihargai kaum muda. 

"Remaja selalu melihat batik sebagai kain yang hanya pantas dipakai orangtua, hanya untuk acara resmi, seperti acara undangan. Pandangan itu yang ingin saya ubah," tutur Agnes.

Melalui produknya, ia berharap batik bisa menjadi bagian keseharian kaum muda. Dia berharap kaum muda bisa mencintai batik.

Langkahnya dimulai dengan membuat jaket batik. Meski bertentangan dengan selera pasar, jaket yang cara pemasarannya hanya dipamerkan kepada kawan-kawan di kampus itu mendapat respons positif. Banyak temannya yang kemudian memesan jaket dengan capuchon dan kedua sisinya bisa dipakai bergantian itu.


Indahnya Gerabah Kulit Bambu


Kerajinan gerabah tempel kulit bambu yang dikembangkan Sunardi, warga Dusun Neco, Sabdodadi, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mampu menembus pasar Eropa. "Gerabah-gerabah ini banyak di pesan di sejumlah negara di Eropa dan omset perbulan mencapai rata-rata Rp100 juta," kata Sunardi, Minggu.

Menurut dia, usaha yang dirintisnya ini berawal ketika dirinya diberhentikan dari tempatnya bekerja di sebuah perusahaan kerajinan ekspor pada 2002. "Saat itu dengan modal Rp80.000 saya mencoba untuk membuat sesuatu yang memiliki nilai dengan pengalaman yang saya miliki saat bekerja di perusahaan kerajinan," katanya.


Aksesoris dari Sisik Ikan


Usia bukan hambatan bagi seseorang untuk berkreasi. Bahkan pada orang-orang tertentu semakin bertambahnya usia menjadikannya semakin kreatif. Paling tidak semangat ini ditunjukkan oleh Wayan Sutiarti Mastoer yang baru mulai menekuni hobinya ketika telah memasuki masa pensiun. Dia pun berinovasi dengan memanfaatkan sisik ikan jadi aksesoris. 

"Bidang yang saya tekuni sekarang memang jauh dari pekerjaan saya dulu. Dulu saya terlalu sibuk di kantor, sibuk urus keluarga, sekarang setelah pensiun saya ingin mencari kesenangan saya, hobi saya," ungkap Wayan.


Uniknya Sajadah Berhias


Peluang bisnis bisa datang dari mana saja, termasuk dalam berbisnis perlengkapan shalat, seperti sajadah berhias yang mampu menarik konsumen terutama mendorong anak supaya rajin mengerjakan kewajiban shalat.

Nursanti melihat peluang itu dengan memproduksi sajadah berhias untuk anak terbuat dari aplikasi kain flanel yang ditempel pada kain felboa (kain bulu) atau kain katun. Sajadah berhias itu ditempeli gambar-gambar seperti kupu-kupu, bunga, kereta api, pesawat, dan tak lupa ornamen masjid.


Roti dari Sukun


Selama ini masyarakat mengenal sukun hanya diolah dengan cara digoreng, direbus atau dibuat keripik. Ide membuat kue berbahan baku sukun tercipta dari Gentur Adiprabawa, Inna Rachmawai, M. Ridwan Ansari mahasiswa Progam Studi (Prodi) Ilmu Gizi Kesehatan dan Diah Nurpratami serta Dewi Masyitoh Mubarok, mahasiswa Prodi Pendidikan Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.


Yogurt dari Tempe


Tiga mahasiswa Program Studi Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan yoghurt berbahan dasar tempe. 

"Tempe mengandung senyawa antioksidan. Tapi, pengolahan tempe dengan digoreng maupun direbus ternyata bisa menurunkan kandungan antioksidan yang terdapat di dalamnya. Jika diolah menjadi yoghurt, kadar antioksidan tempe justru meningkat," kata salah seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengembangkan olahan tersebut Rio Jati Kusuma di Yogyakarta, baru-baru ini.


Magno, Radio Kayu asal Temanggung



Setiap pagi di pinggir Jalan Desa di Dusun Krajan 1, Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, suara pemotong dan penghalus kayu menderu-deru membelah keheningan. Di sebuah bangunan berlantai dua seluas 300 meter persegi tiga puluh pekerja sibuk dengan alat masing-masing.

Di bengkel kerja itulah, kayu pinus, mahoni, sengon, dan sonokeling disulap selama enam belas jam menjadi radio. Sebatang sengon yang biasa dijadikan kayu dihargai Rp 10 ribu, bernilai ratusan dollar Amerika setelah diolah dibengkel kerja milik Singgih Susilo Kartono itu. Sebuah radio kayu dijual dengan harga US$ 250-300 atau Rp 2,3-2,8 juta di Amerika dan Eropa.


Nugget dari Daging Kelinci


Sebagian besar orang mungkin biasa mendengar sate kelinci. Tapi, pernahkah Anda mendengar nugget kelinci? Saat ini sudah ada orang yang terpikir untuk mengembangkannya.

Adalah Nuning, yang secara tidak sengaja mengawali bisnis nugget ini. “Awalnya saya melihat di sepanjang Jalan Raya Puncak itu banyak yang menjual makanan dari kelinci, seperti sate kelinci. Lama-lama saya terpikir, produk apa yang belum diolah dari daging kelinci,” kisahnya.


Kue dari Buah Naga


Yosep Didik Hernanto mendapatkan ide setelah melihat perkebunan buah naga di Barelang, Batam. Sepulang dari sana ia berpikir untuk menciptakan kue berbahan utama buah naga yang khas Batam. Di rumahnya yang terletak di Perumahan Palm Spring Blok C No.46 Batam Centre, tampak banner yang bertuliskan Sallary Bakery, Cake Buah Nagas OB alias Original Batam.

Di belakang banner itu tersaji di meja kue-kue tradisional seperti kelepon, kue lumpur, dan kue lainnya seperti roti kukus dan brownies kukus. Kue-kue itu bahan utamanya bukan terigu seperti kue pada umumnya. Bahan utamanya adalah buah naga. Makanya kue itu berwarna merah muda pekat dan putih. Kue itu bertaburan biji-biji buah naga.


Bakso dari Keong


Dari hama menjadi ladang bisnis, kiranya itulah ide penelitian yang muncul di benak Pratama Rachmat Wijaya, siswa SMA 1 Muhamadiyah, Solo, Jawa Tengah. Di tangan Pratama, keong yang selama ini hanya menjadi hama padi dan musuh petani, diteliti untuk menjadi bahan daging bakso yang lezat dan menguntungkan.

Pratama adalah satu dari 95 peserta tingkat SMP-SMA yang menggelar hasil penelitiannya pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2010 di Jakarta sejak 4 hingga 9 Oktober 2010. "Penelitian saya ini memang lebih mengedepankan sisi wirausaha ekonomi masyarakat desa, karena keong yang merupakan hama tanaman padi bisa dimanfaatkan untuk membuat daging bakso," ungkap Pratama.


Nikmatnya Soto Jamur Beras Merah


Soto biasa disajikan dengan daging sapi ataupun ayam. Namun, soto jamur beras merah di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini berbeda dari soto lainnya.

Soto ini disajikan dengan cara berbeda dari soto kebanyakan. Soto ini disajikan tidak dengan menggunakan mangkok seperti pada umunya. Hidayati memanfaatkan mangkuk tanah liat untuk memberi cita rasa yang berbeda.

Soto jamur ini juga tidak menggunakan beras putih. Komposisi yang digunakan adalah nasi beras merah dipadu dengan irisan jamur tiram dan bumbu khas. Tidak hanya itu, soto juga ditaburi kuah kaldu sehingga lebih gurih dan menggugah selara.


Kerupuk Bonggol Jagung


Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bonggol jagung pipilan banyak mengandung serat. Sayangnya, masyarakat belum memanfaatkannya dengan optimal. Padahal limbah pertanian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber serat pangan dalam makanan ringan seperti kerupuk.

Yaqub Alfin dengan inovasinya membuat kerupuk dari bonggol jagung. Ia mengatakan bahwa proses pembuatan kerupuk ini tidak berbeda dengan pembuatan kerupuk biasa. Yaqub mengaku, mereka hanya menambahkan sisa jagung pipilan yang telah diolah ke dalam adonan kerupuk tersebut.


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More