Kumpulan Artikel Tips dan Triks Pengusaha Sukses, anda yang sudah jadi pengusaha jadikan blog ini untuk mendapatkan inspirasi dalam memaksimalkan usaha anda. Kirimkan Artikel anda di blocknotinspire@gmail.com
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://idegilabisnis.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Cost of Prestigious


Dalam setiap strategi pendanaan perusahaan,direktur keuangan akan sangat memperhatikan cost of fund yang diperolehnya.

Besarnya cost of fund akan sangat memengaruhi kelayakan suatu proyek. Walau pun mempunyai tingkat pengembalian yang rendah, apabila didanai dengan cost of fund yang lebih rendah, suatu proyek akan menguntungkan. Wajar jika para eksekutif perusahaan berusaha semaksimal mungkin untuk terus menurunkan cost of fund. Sumber pendanaan umumnya terdiri atas utang apa pun bentuknya dan ekuitas pemegang saham.

Secara prinsip, pemegang saham memiliki risiko yang lebih besar dalam pengembalian return yaitu ketika perusahaan dalam keadaan normal, pembayaran bunga kepada pemberi pinjaman menjadi lebih utama ketimbang pembayaran dividen kepada pemegang saham. Lalu dalam perusahaan dilikuidasi, pembayaran kembali ke pemberi pinjaman akan didahulukan ketimbang pemegang saham.Dengan demikian, pemegang saham akan menjadi yang terakhir dalam pengembalian return sehingga wajar jika biaya ekuitas (cost of equity) akan lebih mahal dari biaya pinjaman (cost of debt).

Dalam pengembangan usaha, banyak faktor yang perlu diperhitungkan selain cost of fund. Salah satu yang utama adalah ego yang dalam banyak hal dapat menjadi hal yang utama. Upaya menjadi yang terbesar dan terhebat sering merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi sehingga apa pun yang harus dibayar menjadi urusan belakangan.

Keputusan Acapkali Tidak Rasional
Teori keuangan tradisional sering berasumsi bahwa manusia akan selalu melakukan tindakan yang rasional. Dalam kenyataannya, manusia merupakan makhluk normal yang seringkali melakukan tindakan di luar batas rasional. Maka,teori behavioral finance lebih suka menyebut normal investor ketimbang rational investor.

Dalam berbagai pengambilan keputusan, banyak entrepreneur yang jika dipikir dengan kemampuan manusia biasa dilihat sebagai mimpi di siang bolong yang tidak mungkin tercapai. Namun,dengan segala upaya yang dilakukan ternyata acapkali mimpi yang mustahil tersebut dapat terwujud. Lihat bagaimana Ciputra membangun proyek properti besar di Hanoi di saat tidak ada investor yang melirik Vietnam.

Lalu keluarga Joseph Wibowo membangun Bina Nusantara dari hanya kursus komputer di garasi mobil bisa menjadi universitas terkemuka serta duet Larry Page dan Sergey Brin membesarkan Google menjadi salah satu perusahaan terkemuka di dunia. Yang paling berbahaya adalah jika keputusan diambil berdasarkan ego semata tanpa perhitungan yang matang. Hal yang terjadi kemudian mudah diperkirakan, bukannya mencapai kejayaan,tapi perusahaan dapat tersungkur dan mungkin tidak dapat kembali lagi.

Kepuasan Menjadi Segalanya
Seorang enterpreneur seringkali mampu melihat apa yang tidak bisa dilihat orang lain. Intuisi bisnisnya tercermin dari keyakinannya. Optimisme dan semangat yang dimiliki sangat luar biasa. Seperti yang disebut John Ruskin,  "There is really no such things as bad weather, only different kinds of good weather" Para entrepreneur terus berjuang keras untuk mewujudkan impian mereka. Hanya yang bisa menjadi fatal apabila sebagian dari mimpi tersebut telah terwujud.

Bisa timbul over-confidence yang bisa menyebabkan kekuranghati-hatian. Merasa apa yang dikerjakan pasti berhasil. Kemudian cost of fund menjadi tidak relevan lagi. Cost of prestigious menjadi jauh lebih berharga. Manusia selalu berpikir untuk mencapai lebih tinggi dan lebih baik. Upaya akuisisi terus diupayakan untuk menjadi lebih besar. Berapa pun biaya yang dikeluarkan menjadi kurang relevan ketimbang target yang dituju. Pencapaian at any cost selalu dipandang berhasil karena kepuasan dianggap sebagai priceless. Ketika kepuasan menjadi segalanya, investasi yang tidak rasional sering menjadi pertanyaan banyak pihak.

Perusahaan sering mengakuisisi perusahaan lain dengan menggunakan biaya yang mahal. Investasi berlebihan dilakukan tanpa perhitungan matang. Secara fundamental, analisis proyek tetap harus ditelaah serealistis mungkin. Masalahnya adalah realistis satu orang bisa berbeda dengan yang lainnya.Tingkat pengetahuan dan pengalaman seseorang akan menyebabkan level realistis yang berbeda. Bagaimana para eksekutif kunci bisa menjaga keseimbangan antara realistis dan keinginan menjadi besar atas alasan apa pun adalah kunci utama keberhasilan perusahaan.

Boleh saja pemilik perusahaan bermimpi, namun mimpi tanpa dasar bisa membuat frustrasi tiap pihak yang terlibat. Keberanian para profesional menyampaikan pendapatnya dapat menyelamatkan perusahaan dari jurang yang lebih dalam.Keinginan menginjak gas sekencangkencangnya tanpa mengetahui rute jalan yang benar akan dapat menimbulkan kecelakaan fatal. Cost of prestiguospun harus kembali ke perhitungan dasar untung rugi.

Jika biayanya terlalu besar, sebagus apa pun bisnis, tidak akan mampu bertahan. Bagaimana bisa menjustifikasi investasi suatu proyek yang mengandalkan ego dalam upaya menjadi yang terbesar? Bagaimana membuktikan bahwa investasi mahal yang dibiayai oleh biaya dana tinggi tersebut berhasil? Time will tell. (*)

Ferdinand Sadeli CFA, CPA, Praktisi Keuangan
  Sumber : okezone.com


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More