Kumpulan Artikel Tips dan Triks Pengusaha Sukses, anda yang sudah jadi pengusaha jadikan blog ini untuk mendapatkan inspirasi dalam memaksimalkan usaha anda. Kirimkan Artikel anda di blocknotinspire@gmail.com
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://idegilabisnis.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Lucunya Sajadah Kartun


Suasana menjelang salat berjemaah di Sekolah Dasar Islam Lazuardi, Cinere, Depok, Jawa Barat, mendadak riuh. Alih-alih bersiap-siap sembahyang, sekumpulan siswa malah berebut melihat dan memegangi sajadah katun biru berlatar gambar pepohonan, langit, bulan, dan bintang bersinar. Di bawahnya, dua kelinci sedang naik kereta api.

Wajah Tiara Swarna Maharani Iskandar dan Kirana Ratnakanya Paramartha Iskandar, sang empunya sajadah, berseri-seri dan bangga karena kawan-kawannya menyukai perlengkapan salatnya.

"Ini buatan bundaku. Kalau mau, pesan saja ke bundaku," kata Angelique Octaviana Aveling menirukan ucapan Tiara, anak sulungnya, lebih dari setahun lalu itu. Tak disangka, kepolosan bocah berusia delapan tahun ini justru mengubah jalan hidup Angelique. Beberapa orang tua sahabat sang anak ingin membeli sajadah unik dan lucu tersebut.

Angel, begitu ia disapa, sebenarnya tak pernah berencana menjual perlengkapan salat. Semula dia hanya membuat sajadah bermotif kartun agar sang buah hati sukarela dan senang hati menjalankan ibadah lima waktu.

"Memotivasi anak agar mau salat, susahnya bukan main," katanya. Dia lalu bergerilya mencari peralatan salat yang disukai anak-anak. Nihil! Barang yang dicarinya tak ada. Semua dalam desain konvensional, yang kurang menarik bagi anak-anak baik dari ukuran maupun motifnya. Alhasil, Angelique bersama ibunya, Sri Aveling, berinisiatif membuat sendiri sajadah bercorak gambar kartun untuk kedua anaknya.

Namun, sejak pesanan berdatangan, ibu kelahiran 37 tahun lalu ini memberanikan diri merintis usaha pembuatan peralatan salat anak-anak bernama "Lolipop Kid's Ware". Kebetulan Angelique sedang tak punya kegiatan lain setelah berhenti bekerja sebagai sekretaris di perusahaan minyak nasional. Adapun ibundanya juga ingin menyibukkan diri setelah pensiun dari perusahaan minyak asing.

Dengan modal awal Rp 3 juta dari kocek sendiri, medio April 2007 Angelique dan Sri memulai pembuatan sajadah anak bercorak gambar kartun. Dia dibantu lima tenaga kerja tak tetap dari lingkungan sekitarnya, sebagai tukang potong kain, penjahit, dan pembuat bordir.

Agar produknya cocok dengan sense anak-anak, alumnus Fakultas Hukum Universitas Pancasila ini membuat desain corak dan gambar berdasarkan masukan dari kedua anaknya. Bocah-bocah cilik itu membuat gambar dan sketsanya. "Saya memperbaiki dan menerapkannya pada sajadah yang akan dibuat," ujar Angel. Agar mudah dibawa-bawa, bahan sajadah dibuat dari kain katun lembut yang ringan.

Untuk memasarkan produknya, anak tunggal dari pasangan Sri dan Willy Aveling itu mempromosikannya lewat mulut ke mulut pada kegiatan ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya di Limo, Cinere, Depok. Kadang-kadang pemasaran lewat bazaar juga dilakoninya.

Tapi menjual sajadah khusus anak tak semulus yang dibayangkan. Selain keterbatasan modal, menjual perlengkapan ibadah ternyata lumayan rumit. Penjualan perlengkapan salat umumnya bergantung musim, seperti bulan puasa dan Idul Fitri. Alhasil, Angelique bekerja keras menyiasatinya. Salah satunya, melakukan inovasi dan diversifikasi produk. Penjualan sajadah, misalnya, satu paket dengan baju koko dan mukena. Sajadah juga mulai dipasangi tali dan bisa multifungsi sebagai alas salat dan tas untuk menyimpan mukena atau baju koko.

Strategi ini ternyata cukup berhasil. Penjualan produk-produk Lolipop Kid's Ware mulai meningkat. Pemesanan sedikit demi sedikit terus mengalir.

Angelique dan ibunya sebenarnya juga mencoba mempromosikan produknya lewat pameran-pameran berskala nasional. Tapi ini hanya sesekali dilakoninya karena biayanya cukup mahal, mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. "Padahal dana kami juga terbatas," ujar wanita yang senang menggambar kartun ini.

Berkat masukan kawan-kawan sekolahnya yang juga menggeluti bisnis rumah tangga, Angelique memanfaatkan dunia maya alias Internet untuk berpromosi. Sebuah blog beralamat www.sajadahanakku.multiply.com dibuat dan jadi sarana penjualan produknya. Alamat ruang pamer (showroom) juga dicantolkan pada situs bisnis di Internet, seperti milis komunitas eksportir dan http://www.indonetwork.net atau http://indocrafter.com.

Ternyata hasilnya cukup lumayan. Sejumlah pesanan dari luar kota, kata dia, mulai berdatangan. Bahkan ada eksportir dari Filipina dan Inggris menawarkan diri untuk membeli produknya. "Masih dalam taraf penjajakan, belum ada kesepakatan harga," ujar wanita cantik ini. Soal harga jual, Angelique keukeuh no comment. Tapi, berdasarkan penelusuran Tempo di pasar, harga sajadah kartun ini sekitar Rp 150-170 ribu per item.

Menurut dia, pemasaran lewat Internet sangat membantu karena biayanya murah dan hemat waktu. Transaksi bisa lewat surat elektronik atau telepon. Intinya, menjaring fulus masih bisa dilakukannya sambil mendampingi kedua anaknya bermain dan bersekolah.

Hoki tampaknya mulai mendekati istri M. Edwinsjah Iskandar ini. Wilayah pemasaran sajadah khas anak miliknya semakin luas, tak hanya di Jakarta, tapi juga Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan, bahkan Aceh. Omzet penjualan sudah bisa mencapai Rp 3-11 juta per bulan.

Tak hanya menjual perlengkapan salat. Kini Lolipop Kid's Ware juga merambah pembuatan handuk unik, T-shirt, sarung bantal dan guling, serta seprai. Jadi, berbisnis sekaligus ibadah, mengapa tidak?

Lolipop Kid's Ware
Jalan Maumere Kaveling 165, Cinere Megapolitan Blok M
Depok 16515, Jawa Barat, Indonesia

Sumber : ciputraentreprenuerchip.com


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More