Kumpulan Artikel Tips dan Triks Pengusaha Sukses, anda yang sudah jadi pengusaha jadikan blog ini untuk mendapatkan inspirasi dalam memaksimalkan usaha anda. Kirimkan Artikel anda di blocknotinspire@gmail.com
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://idegilabisnis.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Sambil Menyelam Meraup Fulus


Menggeluti dunia yang sudah diakrabi memang lebih gampang. Paling tidak, itulah yang dirasakan Abimanyu Carnadie ketika memutuskan sekolah selam sebagai ladang bisnis yang ditekuninya. Dunia selam memang bukan dunia asing bagi Abi, demikian ia akrab disapa. Tak hanya hobi, ia juga tercatat sebagai pesertifikat peringkat Master Instruktor dari Professional Association of Diving Instructors (PADI – asosiasi bergengsi kelas dunia). Berbekal kemampuan inilah dia lantas mengembangkan Bubbles Dive Center (BDC) yang dibesutnya pada 1996 di Cilandak Sport Center (sekarang Cilandak Town Square). “Waktu itu saya meminjam uang ibu saya Rp 50 juta,” ia menerangkan. Uang itu ia pergunakan untuk sewa gedung dan operasional. “Kalau peralatan, saya sudah mencicil dari dulu,” tutur ayah dua putra, Kevas dan Lukas ini.


Perjalanan mengembangkan BDC ternyata tak mudah. Olah raga jenis ini rupanya tak terlalu diminati. “Banyak mitos yang melingkupi olah raga ini,” kata Abi. Misalnya saja, orang takut pada hiu, cuaca di tengah laut dan kondisi alam lainnya. Mitos itu membuat BDC agak sulit diterima. “Apalagi, olah raga menyelam terhitung mahal,” lanjutnya. Belum lagi, perekonomian yang tidak menentu kala itu. Harga sertifikasi yang ditawarkan Rp 1,5-2,5 juta, cukup mahal. Namun, Abi tak kalah akal. Dia merayu kalangan ekspatriat kolega lamanya, diajak masuk ke sekolahnya. “Sebelum punya sekolah, saya sudah menjadi instruktur di perusahaan,” kata Abi yang lebih memilih menjalankan strategi word of mouth.

Upayanya ini membuahkan hasil. Hanya butuh beberapa bulan, sekolahnya mulai ramai kedatangan murid baru. Perlu diketahui, BDC juga memberikan sertifikat PADI kepada siswanya. Jadi, tidak melulu penyelam pemula. “Orang yang memegang sertifikat Open Water Diver dari luar negeri, bisa meneruskan ke level Adventure Diver di sini,” katanya. Sebab, secara regulasi, PADI memang mengizinkan hal itu, sepanjang sekolah menyelam yang bersangkutan mendapat lisensi dari PADI.

Akan tetapi, pohon bisnis yang sedang dipupuk, terpaksa harus dicabut. “Karena Cilandak Sport Center dipugar dan diganti menjadi Cilandak Town Square,” kata suami Maureen C Pa’at ini mengenang. Jadilah BDC rehat sementara. Hingga gedung benar-benar dipugar, Abi belum memiliki lokasi yang cocok. Ia bertemu dengan mantan muridnya yang kemudian menawarkan kerja sama. Jadilah BDC kembali dibangun di kawasan Kuningan, Abi bertekad membuat sekolah menyelamnya lebih bagus. Lahan seluas 600 m2 disulap menjadi dive centre yang elegan.

Bagaimana tidak, fasilitas di situ cukup menakjubkan untuk sekolah menyelam. “Saya tidak ingin sekolah menyelam yang biasa saja,” katanya. Di lokasi baru ini terdapat diving pool seluas 10 x 8 meter dengan kedalaman 1,5 dan 7 meter. Ditambah lagi, dua ruangan kelas yang dilengkapi dengan LCD TV 32 inci. Sementara di lounge perpustakaan disediakan LCD TV 42 inci selain buku-buku tentang menyelam. Nah, untuk materi pengajaran menggunakan Apple TV. “Jadi semua materi sudah disimpan di server yang terhubung dengan semua LCD yang langsung akses Internet,” Abi menjelaskan.

Di dalam bangunan bergaya cozy ini juga terdapat showroom penjualan peralatan menyelam. Selain itu, gudang bawah tanah yang berfungsi sebagai penyimpan dan pengisian tabung. “Fasilitas yang kami miliki barangkali yang paling bagus,” ia mengklaim. Pihaknya juga menawarkan trip, equipment retail, equipment maintenance & service, scuba tank refill & rental, serta diving equipment rental. “Kami juga punya jasa fotografi bawah air dan videografi,” Abi menambahkan.

Abi mengaku tak ingat benar berapa dana yang telah dihabiskan untuk membuat itu semua. “Totalnya tidak tahu berapa. Gedung saja, saya rasa Rp 1 miliar lebih,” katanya. Termasuk saat ditanya omset, Abi tidak mau blak-blakan. Namun yang pasti kontribusi dari rental sedikit lebih besar dibanding course. Gambarannya, dia menargetkan 15 sertifikasi berbagai level tiap bulannya. Sementara biaya untuk level pemula berkisar Rp 5 juta (kursus selama 2-3 minggu). Satu kelas berkisar 3-5 orang. Sampai saat ini, BDC sudah mengeluarkan 1.000 lebih sertifikat. “Tetapi bukan itu yang ditekankan,” Abi buru-buru menepis anggapan miring. Sebagai seoarang diver, ia tetap memegang idealisme. “Kalau sekadar sertifikat, itu mudah. Tapi bagaimana membuat orang bisa menyelam dengan aman,” ujarnya. Karenanya, Abi tidak mau main-main soal kualitas pengajarannya. Bahkan, satu instruktur yang biasanya membawahkan 8 orang, di BDC hanya boleh lima student, dan penguji dilakukan oleh orang berbeda. “Biar objektif,” katanya.

Di mata Gerry, salah seorang murid BDC, dari sisi kualitas, BDC tergolong bagus. Sebab, BDC memegang peringkat five stars dari PADI. “Berarti kan memang bagus,” kata Gerry yang mengambil kelas Open Water. Kelebihan lain, jam kursus bisa didiskusikan antara instruktur dan pesertanya. “Tidak kaku. Kapan kami mau aja, mereka pasti kasih.”

Faika juga menuturkan hal senada. Perempuan yang sudah mengenal diving sejak 6 tahun lalu ini melihat kualitas BDC cukup bagus, baik instruktur maupun fasilitas kursus yang disediakan. “Dulu saya kursus di tempat lain. Tapi pindah setelah melihat fasilitas di sini bagus,” katanya. Faika tahu keberadaan BDC dari temannya sesama diver. Disebutkan Faika, di BDC lebih menekankan safety dan fun. Bahkan, lanjutnya, metode pengajaran bisa berlangsung kapan saja dan di mana saja. “Misalnya kami lagi belajar sendiri di rumah, terus ada yang tidak tahu, tinggal telepon instruktur saja,” katanya. SWA I Sigit A. Nugroho

Sumber : okezone.com


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More