Pemanfaatan brown energy untuk
menghemat bahan bakar di sektor otomotif memang sudah dilakukan oleh beberapa
orang. Tetapi pemanfaatan teknologi yang memisahkan unsur hydrogen dan oksigen
pada air itu, untuk mendapatkan energi gas pada alat las baru sekitar 1,5 bulan
lalu. Adalah Hamzah M Baabud dan Futung Mustari yang memulainya.
Futung memang dikenal sebagai penulis
buku tentang bahan bakar air, tetapi pengembangannya pada alat las
diperkenalkan oleh Hamzah. Sarjana ilmu teknik dari Universitas Merdeka,
Malang, Jawa Timur, itu mengaku tujuan pemanfaatan brown energy pada alat las
sematamata untuk mencapai efisiensi pada industri. “Kalau bisa efisien, kan
industrinya bisa eksis dan karyawan dapat tetap mendapat penghasilan,” kata
Hamzah seperti dikutip dalam Jurnal KUKM.
Brown energy, menurut Hamzah, merupakan
teknologi yang ditemukan sudah cukup lama di Eropa. Sekitar satu setengah tahun
yang lalu Hamzah tertarik dengan teknologi itu dan bertemu dengan Futung. Baru
sekitar 1,5 bulan lalu ide memanfaatkan brown energy untuk alat las
direalisasikan.
Dengan alat las yang dikembangkan
Hamzah, proses pengelasan dapat menghemat 80 persen penggunaan bahan bakar jika
dibandingkan dengan pengelasan dengan acetylene atau listrik. Dengan alat las
berkapasitas 2.000 liter air per jam, dengan untuk satu liter air bisa
menghasilkan 1.860 liter gas, juga mampu memotong pelat besi setebal 12,5 cm.
Gas brown bersifat implosif, tekanan
mengecil ketika dibakar. Adapun 1 liter air dapat diubah menjadi 1.860 liter
gas brown dan jika dibakar dalam ruangan pembakaran mesin, tekanan dan volume
turun drastis dalam 44 x 10-6 detik. Mengecilnya tekanan setelah dibakar
dinamai implosif.
Nyala api hasil pembakaran gas brown
ini mencapai sekitar 1.650 derajat celsius. Bahkan dilaporkan bahwa gas brown
dalam alat las dapat melelehkan aluminium, menguapkan wolfram, menghasilkan
suhu 6.000 derajat celsius.
“Jadi dengan katalis yang ada di dalam
alat las ini, pengguna alat las tinggal mengisi dengan air destilasi. Air ini
di pasaran adalah air aki untuk isi ulang aki mobil,” jelas Hamzah. Dengan
penggunaan yang rutin alat las berbahan bakar brown energy ini memiliki masa
pakai hingga 20 tahun.
Alat las berbahan bakar brown energy
ini dipasarkan lewat Koperasi Jaya Kerta Sejahtera yang berkantor di Jalan Raya
Ceger, Tangerang, Banten. Harga yang dipatok untuk alat las berkapasitas 2.000
liter per jam sekitar Rp 40 juta. Harga itu relatif memadai bila dibandingkan
dengan kemampuan alat tersebut yang selain untuk mengelas, juga untuk memotong
plat besi dan stainless steel.
Sumber : ciputraentreprenuerchip.com