Kumpulan Artikel Tips dan Triks Pengusaha Sukses, anda yang sudah jadi pengusaha jadikan blog ini untuk mendapatkan inspirasi dalam memaksimalkan usaha anda. Kirimkan Artikel anda di blocknotinspire@gmail.com
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://idegilabisnis.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Ade Bungsu, Berhasil Geluti Profesi Langka

Tidak banyak orang yang menyukai bidang ilmu matematika yang sarat dengan hitung-hitungan dan angka. Namun, ketika menguasai dan menekuni ilmu ini, sepertinya karir pun terasa mudah. Ini bisa terjadi, salah satunya, karena tidak banyak orang yang berhasil menguasainya. Kira-kira seperti itulah pengalaman yang dihadapi Ade Bungsu, yang kini menjabat sebagai Chief Marketing Officer Head of Syariah PT AIA Financial.

Lulusan Departemen Matematika, Fakultas MIPA Universitas Indonesia ini, mengambil jalur matematika aktuaria dalam studinya. Apa alasannya mengambil jalur ini? "Ya, kalau saya melihat karena jalur profesi aktuaris itu kan masih langka. Kalau saya lihat dulu ini adalah profesi yang dicari gitu terutama untuk di dunia asuransi. Karena suplainya (masih) sedikit," ujar Ade kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (2/11/2011).
Selepas menyelesaikan kuliahnya, ia pun langsung mengaplikasikan ilmunya di dunia asuransi. Tepatnya menjadi seorang actuarial executive di PT Prudential Bancbali Life Assurance pada tahun 1995. Menurutnya, bekerja di bidang yang sesuai dengan ilmunya merupakan hal yang ia sukai. "Itu yang paling penting," tegas Ade.
Ada sekitar 15 tahun ia bekerja di perusahaan tersebut. Dan, sempat juga beralih perusahaan asuransi hanya beberapa bulan saja pada tahun 2003. Dengan kata lain, ia berusaha menekuni profesi yang langka ini.
Tapi, ayah dari dua anak ini mengaku banyak suka dan duka selama menggeluti pekerjaan sebagai aktuaris. Kesulitannya, terutama saat menempuh kualifikasi sebagai aktuaris itu sendiri. "Itu kan ada 10 mata ujian profesi yang harus kita lewati. Itu nggak sebentar untuk lakukan itu. Saya enam tahun baru lulus," terang dia.
Biasanya, kualifikasi ini ditempuh selama 5-7 tahun. "Jadi, memang itu nggak gampang, dan memang nggak banyak kan yang mendalami profesi aktuaris," sebutnya.
Apa itu aktuaris? Untuk diketahui saja, berdasarkan informasi dari situs Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), aktuaris itu adalah seorang ahli yang dapat mengaplikasikan ilmu keuangan dan teori statistik untuk menyelesaikan persoalan-persoalan bisnis aktual. Untuk jumlah aktuaris, baru ada sebanyak 180 aktuaris dan 200 ajun aktuaris yang terdaftar sebagai anggota PAI, yang merupakan perhimpunan resmi aktuaris nasional.
Ade sendiri menjabat sebagai Wakil Ketua PAI bidang hubungan industrial hingga saat ini. Kemudian, demi memenuhi tuntutan profesi yang telah belasan tahun dijalaninya, ia pun tidak bisa hanya bersandar pada pendidikan strata satunya saja. Hampir setiap tahun ia mengikuti baik itu seminar, pelatihan ataupun kursus. Menurutnya, kegiatan-kegiatan itu penting untuk diikuti. Tidak berarti setelah menguasai ilmu matematika, menjadi aktuaris, kemudian ia hanya 'berdiam diri.'
"Dalam perjalanan karir itu kan kita perlu terus develop (pengembangan). Caranya itu kita aktif mengikuti workshop, konferensi, selain pendidikan formal kita. Karena itu nggak kita dapat waktu di kuliah," tutur Ade yang mengikuti seminar hingga ke Jerman.
Kontribusinya, terang dia, sangat banyak. Ia bisa mengenal asuransi syariah, bagaimana cara pengembangan produk, bisnis hingga manajemen. Ia pun cenderung lebih banyak bergelut pada pengembangan produk dan pemasaran. Apa yang dilakukannya ini memang sesuai dengan profesi aktuaris. Jadi, tidak hanya sekedar hitung-hitungan keuangan perusahaan saja. Tapi, memang posisi itu untuk melakukan perhitungan dalam membuat suatu produk asuransi. "Ya sejauh ini saya melihat paling tidak jalurnya sudah on-track ya. Jalurnya nggak nyimpang-nyimpang sesuai dengan background pendidikan saya," ucap dia ketika ditanya mengenai keseluruhan karirnya.
Kini, ia akan berkonsentrasi di jabatan yang baru dijabatnya sejak November 2010. Ade mengaku, ia akan berusaha mengembangkan perusahaan. Baik itu melalui pemasaran, branding, hingga komunikasi. Tantangannya saat ini, lanjut dia, yakni bagaimana mensosialisasikan kebutuhan akan proteksi dari asuransi. Ini harus disosialisasikan sekalipun AIA Financial masih fokus di produk asuransi unit-link, yakni produk yang lebih dikenal sebagai suatu investasi ketimbang proteksinya. "Karena bagaimanapun kita harus kembali ke kebutuhan dasarnya adalah asuransi jiwa memberikan proteksi perlindungan jiwa," ungkapnya.
Sebelumnya, ia pun mengaku sempat kesulitan dalam menawarkan produk asuransi jenis unit-link ini. Saat itu, kata dia, hal yang paling menantang adalah terjadinya pergeseran dari produk asuransi jiwa yang menawarkan hasil pengembangan investasi yang dijamin kepada hasil investasi yang berdasarkan hasil investasi sesuai kinerja pasar. "Hal ini bukanlah hal yang mudah karena harus merubah cara pendekatan proses penjualan asuransi jiwa," jelas dia.
Oleh karena itu, di sini dibutuhkan hal-hal kreatif dalam menawarkan produk. Transparasi harus dikedepankan di mana nasabah dapat memilih jenis investasi sesuai dengan profil risikonya.
Terhadap dunia asuransi nasional, ia berharap akan terus terjadi pertumbuhan. Indonesia punya potensi besar untuk pasar asuransi jiwa. Pertama, penetrasi asuransi jiwa masih rendah. Dan, alasan keduanya karena kesenjangan proteksi masih ada. Artinya, masih banyak penduduk Indonesia yang belum memegang polis asuransi. Oleh karena itu, harap dia, industri harus terus melakukan edukasi dan sosialisasi pentingnya proteksi asuransi jiwa dan kesehatan pada khususnya. "Melalui edukasi ini mereka perlu mengetahui berapa sebenarnya kebutuhan yang memadai atas proteksi asuransinya," ungkap Ade.
Sementara itu, menurut dia, pemerintah sebagai regulator sebenarnya sudah memiliki cetak biru yang jelas dan lengkap tentang industri asuransi jiwa ke depan. Misalnya saja, pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan bagaimana membangun industri ini ke depan. Upaya pemerintah ini harus didukung. "Karena bisnis asuransi jiwa adalah bisnis jangka panjang dan tentunya masih sangat banyak kemajuan yang akan dicapai dalam asuransi jiwa di masa mendatang," tutup dia.

Sumber : kompas.com


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More