Berawal dari menggadaikan BPKB (Bukti
Pemilikan Kendaraan Bermotor) untuk merintis usaha cuci pakaian (laundry),
Agung Nugroho Susanto, kini bahkan bisa meraup pendapatan Rp 3 miliar per
bulan. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini bahkan dinobatkan
sebagai juara pertama Wirausaha Muda Mandiri 2009, anugerah dari Universitas
Gadjah Mada kepada para alumninya yang dinilai sukses merintis wirausaha.
Agung memulai usaha jasa laundry sejak 28 Fabruari 2006, setelah bisnis distro dan jual beli handphone bangkrut. Ketika memulai usaha jasa cuci pakaian, Agung masih berstatus mahasiswa Fakultas Hukum UGM. Untuk memulai usaha barunya itu, Agung terpaksa menggadaikan BPKB.
“Uang hasil menggadaikan BPKB itu kemudian saya belikan satu mesin cuci dan satu mesin pengering,” jelas Agung saat berbincang dengan wartawan beberapa waktu lalu. Agung memulai usaha jasa cuci pakaian yang diberi nama Simply Fresh Laundry ini di Jalan Flamboyan, Yogyakarta.
“Saat itu sudah ada lima jasa cuci pakaian di tempat itu. Karenanya, saya harus memberi tawaran yang berbeda agar bisa bersaing,” katanya.
Tawaran itu diantaranya adalah memberlakukan tarif kiloan, pelayanan empat jam selesai, dan pelanggan bisa memilih tujuh macam pewangi yang ditawarkan. Agunglah yang pertama merintis bisnis laundry dengan sistem kiloan di Yogyakarta dengan tarif relatif murah, yakni Rp 3.800 per kilo. “Saya terpaksa harus tidak tidur selama 24 jam karena peminatnya banyak, sementara saya hanya punya satu mesin cuci dan satu mesin pengering,” kata Agung.
Bisnis jasa cuci pakaian yang dirintis Agung ini ternyata berkembang sangat pesat. Ia mulai membuka cabang di sejumlah tempat. Bahkan, mulai tahun 2007 ia mulai mengembangkan bisnis cuci pakaian ini secara waralaba. “Tahun 2010 ini kami sudah punya 110 outlet di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Papua dengan omzet Rp 3 miliar per bulan atau Rp 36 miliar per tahun,” katanya.
Agung kini mulai berpikir untuk go internasional. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami akan membuka cabang di Malaysia dan Singapura,” katanya.
Agung memulai usaha jasa laundry sejak 28 Fabruari 2006, setelah bisnis distro dan jual beli handphone bangkrut. Ketika memulai usaha jasa cuci pakaian, Agung masih berstatus mahasiswa Fakultas Hukum UGM. Untuk memulai usaha barunya itu, Agung terpaksa menggadaikan BPKB.
“Uang hasil menggadaikan BPKB itu kemudian saya belikan satu mesin cuci dan satu mesin pengering,” jelas Agung saat berbincang dengan wartawan beberapa waktu lalu. Agung memulai usaha jasa cuci pakaian yang diberi nama Simply Fresh Laundry ini di Jalan Flamboyan, Yogyakarta.
“Saat itu sudah ada lima jasa cuci pakaian di tempat itu. Karenanya, saya harus memberi tawaran yang berbeda agar bisa bersaing,” katanya.
Tawaran itu diantaranya adalah memberlakukan tarif kiloan, pelayanan empat jam selesai, dan pelanggan bisa memilih tujuh macam pewangi yang ditawarkan. Agunglah yang pertama merintis bisnis laundry dengan sistem kiloan di Yogyakarta dengan tarif relatif murah, yakni Rp 3.800 per kilo. “Saya terpaksa harus tidak tidur selama 24 jam karena peminatnya banyak, sementara saya hanya punya satu mesin cuci dan satu mesin pengering,” kata Agung.
Bisnis jasa cuci pakaian yang dirintis Agung ini ternyata berkembang sangat pesat. Ia mulai membuka cabang di sejumlah tempat. Bahkan, mulai tahun 2007 ia mulai mengembangkan bisnis cuci pakaian ini secara waralaba. “Tahun 2010 ini kami sudah punya 110 outlet di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Papua dengan omzet Rp 3 miliar per bulan atau Rp 36 miliar per tahun,” katanya.
Agung kini mulai berpikir untuk go internasional. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami akan membuka cabang di Malaysia dan Singapura,” katanya.
Sumber : okezone.com