Menyatunya pikiran dan rasa seluruh
pegawai membentuk sebuah sinergi. Kompak adalah apabila setiap bagian, setiap
onderdil mobil bisa disatukan,semua bekerja sesuai fungsi sehingga mobil
tersebut memiliki nilai jauh lebih tinggi daripada jika onderdil-onderdil
tersebut terpisah berserakan.
Creative Director HRD Indonesia Consultant Tini Srihartati menjelaskan, kekompakan pegawai penting bagi perusahaan, karena sebuah perusahaan adalah seperti satu tubuh,dengan satu nama,satu aktivitas, satu tujuan hidup. Satu tubuh yang beraktivitas dikendalikan oleh satu pikiran. ”Atau sama seperti bagianbagian tubuh, jika terpisah tanpa makna (mati) tetapi jika bersatu dan memiliki soul yang bisa menyatukan fungsi seluruh organ tubuh untuk memberi makna akan kehadirannya,” paparnya saat dihubungi di Jakarta. Bisa bayangkan bagaimana sebuah tubuh yang bagian-bagiannya sibuk beraktivitas sendiri tanpa dapat dikontrol oleh otak.
Tangan kanan ke mana, tangan kiri ngapain,begitu pula kaki, dan lain sebagainya. Ada beberapa indikator pegawai telah kompak dalam menjalankan aktivitas kerjanya.
Pertama adanya tujuan yang jelas dan dipahami seluruh bagian atau pegawai. Kemudian setiap bagian tahu porsi pekerjaan masing-masing bagian atau peran masing-masing untuk pencapaian tujuan tersebut, dan tahu persis dampak apabila pegawai tersebut abstain atau tidak mengerjakan pekerjaannya, maka akan pincang organisasi tersebut. Setiap bagian atau pegawai merasakan bahwa kehadiran bagian atau pegawai lain sangat berpengaruh dan menentukan kesuksesan organisasi.
Tidak ada perasaan lebih dari yang lain, sebagaimana tangan kanan tidak merasa lebih dari yang kiri, otak tidak merasa lebih penting daripada kaki. Semua memiliki arti bagi berfungsinya sebuah tubuh.Tanpa ada salah satu, bisa berarti tubuh cacat atau tidak sempurna. Setiap pegawai menyadari tanggung jawab dirinya sendiri, bukan menggantungkan pada bagian lain dan merasa dirinya paling penting atau merasa paling tidak penting. Hadirnya seorang direktur sama pentingnya dengan hadirnya seorang cleaning service. Everyone is a Leader, artinya masing-masing bertanggung jawab terhadap fungsi diri dalam bagiannya untuk mencapai tujuan.
Tak ada yang merasa superior. Sama seperti dalam setiap gambar teamwork. Semua tangan menyatu membuat komitmen bersama, tak tampak di sana adanya superioritas. Satu orang tidak melebihi yang lain. ”Satukan visi, bedakan aksi,” tuturnya. Jika ada yang terpaksa tidak berfungsi dengan baik, pegawai tersebut yang menyampaikannya pada bagian yang lain dan bagian yang lain bersama-sama melakukan koordinasi untuk menyelesaikan permasalahan itu. Sama seperti ketika salah satu bagian tubuh ada yang cedera,maka bagian lain ikut merasakan dan segera mengirimkan pasukan darah putih untuk membantu mengobati.
Setidaknya ada dua hal yang membuat kekompakan pegawai menjadi renggang, yakni egoisme pribadi. Yang terpenting dalam bekerja bukanlah siapa yang paling nomor satu.Tetapi siapa yang paling bermanfaat untuk perusahaan. ”Bermanfaat artinya mampu memberikan kelebihan dirinya untuk perusahaan. Bukan hanya untuk mengangkat dirinya sendiri,” jelas dia. Hal lain yang membuat kekompakan pegawai menjadi renggang adalah tidak ada tujuan bersama yang jelas.
Artinya organisasi atau perusahaan tidak mampu menentukan tujuan yang jelas yang harus dituju bersama. Sehingga organorgan atau bagian-bagian bekerja semaunya sendiri. Managing Partner Maestro Consulting – Coaching – Sharing, Handoko Wignjowargo menjelaskan, untuk memperlancar kerjakerja di perusahaan selain persoalan job description,ada lagi yang namanya kekompakan. ”Kekompakan terjadi karena alasan pribadi dan tugas,”jelasnya. Faktor kesamaan menjadi hal utama dalam menjaga kekompakan.
Termasuk di dalamnya adalah kesamaan misi dan visi. Tapi kadang kala kesamaan yang dimaksud tidak selalu dalam arti positif. Semua tergantung dari karakteristik internal perusahaan serta valueyang diharapkan pegawai. Faktor selanjutnya yang memengaruhi kekompakan adalah tingkat kesulitan. Semakin sulit persoalan yang dihadapi pegawai, maka pegawai akan semakin kompak. Kalau tidak kompak,pegawai khawatir tidak bisa menyelesaikan persoalan yang dihadapi.Apalagi kalau persoalan tersebut memengaruhi masa depan pegawai di perusahaan.
Untuk menjalin kekompakan pegawai, pimpinan perusahaan bisa menerapkan strategi yang berasal dari internal atau eksternal perusahaan.Bila pilihannya menerapkan strategi dari internal perusahaan maka akan dimunculkan ‘musuh’ dari rekan kerja sendiri. Misalkan saja ada unit kerja yang lebih berhasil. ”Strategi ini pilihan yang sangat riskan. Sebab rawan konflik, ”terangnya. Itulah sebabnya hampir semua perusahaan lebih suka menerapkan strategi eksternal untuk menjaga kekompakan pegawai. Melalui strategi ini, sebuah perusahaan akan menjadikan kompetitornya sebagai ‘musuh’ bersama.
Kalau pegawai tidak kompak,maka kompetitor akan memenangkan persaingan usaha, dan tentunya akan berdampak kurang baik bagi perusahaan. Agar kekompakan dapat terus terjadi, diperlukan pemimpin yang kuat.Hal itu terbukti dari berbagai pengalaman. Bahkan terkadang saking hormatnya pegawai kepada atasan dan kompak melakukan instruksi atasan, mereka tidak menyadari kalau yang diinstruksikan pimpinan kurang baik bagi kinerja perusahaan.
Creative Director HRD Indonesia Consultant Tini Srihartati menjelaskan, kekompakan pegawai penting bagi perusahaan, karena sebuah perusahaan adalah seperti satu tubuh,dengan satu nama,satu aktivitas, satu tujuan hidup. Satu tubuh yang beraktivitas dikendalikan oleh satu pikiran. ”Atau sama seperti bagianbagian tubuh, jika terpisah tanpa makna (mati) tetapi jika bersatu dan memiliki soul yang bisa menyatukan fungsi seluruh organ tubuh untuk memberi makna akan kehadirannya,” paparnya saat dihubungi di Jakarta. Bisa bayangkan bagaimana sebuah tubuh yang bagian-bagiannya sibuk beraktivitas sendiri tanpa dapat dikontrol oleh otak.
Tangan kanan ke mana, tangan kiri ngapain,begitu pula kaki, dan lain sebagainya. Ada beberapa indikator pegawai telah kompak dalam menjalankan aktivitas kerjanya.
Pertama adanya tujuan yang jelas dan dipahami seluruh bagian atau pegawai. Kemudian setiap bagian tahu porsi pekerjaan masing-masing bagian atau peran masing-masing untuk pencapaian tujuan tersebut, dan tahu persis dampak apabila pegawai tersebut abstain atau tidak mengerjakan pekerjaannya, maka akan pincang organisasi tersebut. Setiap bagian atau pegawai merasakan bahwa kehadiran bagian atau pegawai lain sangat berpengaruh dan menentukan kesuksesan organisasi.
Tidak ada perasaan lebih dari yang lain, sebagaimana tangan kanan tidak merasa lebih dari yang kiri, otak tidak merasa lebih penting daripada kaki. Semua memiliki arti bagi berfungsinya sebuah tubuh.Tanpa ada salah satu, bisa berarti tubuh cacat atau tidak sempurna. Setiap pegawai menyadari tanggung jawab dirinya sendiri, bukan menggantungkan pada bagian lain dan merasa dirinya paling penting atau merasa paling tidak penting. Hadirnya seorang direktur sama pentingnya dengan hadirnya seorang cleaning service. Everyone is a Leader, artinya masing-masing bertanggung jawab terhadap fungsi diri dalam bagiannya untuk mencapai tujuan.
Tak ada yang merasa superior. Sama seperti dalam setiap gambar teamwork. Semua tangan menyatu membuat komitmen bersama, tak tampak di sana adanya superioritas. Satu orang tidak melebihi yang lain. ”Satukan visi, bedakan aksi,” tuturnya. Jika ada yang terpaksa tidak berfungsi dengan baik, pegawai tersebut yang menyampaikannya pada bagian yang lain dan bagian yang lain bersama-sama melakukan koordinasi untuk menyelesaikan permasalahan itu. Sama seperti ketika salah satu bagian tubuh ada yang cedera,maka bagian lain ikut merasakan dan segera mengirimkan pasukan darah putih untuk membantu mengobati.
Setidaknya ada dua hal yang membuat kekompakan pegawai menjadi renggang, yakni egoisme pribadi. Yang terpenting dalam bekerja bukanlah siapa yang paling nomor satu.Tetapi siapa yang paling bermanfaat untuk perusahaan. ”Bermanfaat artinya mampu memberikan kelebihan dirinya untuk perusahaan. Bukan hanya untuk mengangkat dirinya sendiri,” jelas dia. Hal lain yang membuat kekompakan pegawai menjadi renggang adalah tidak ada tujuan bersama yang jelas.
Artinya organisasi atau perusahaan tidak mampu menentukan tujuan yang jelas yang harus dituju bersama. Sehingga organorgan atau bagian-bagian bekerja semaunya sendiri. Managing Partner Maestro Consulting – Coaching – Sharing, Handoko Wignjowargo menjelaskan, untuk memperlancar kerjakerja di perusahaan selain persoalan job description,ada lagi yang namanya kekompakan. ”Kekompakan terjadi karena alasan pribadi dan tugas,”jelasnya. Faktor kesamaan menjadi hal utama dalam menjaga kekompakan.
Termasuk di dalamnya adalah kesamaan misi dan visi. Tapi kadang kala kesamaan yang dimaksud tidak selalu dalam arti positif. Semua tergantung dari karakteristik internal perusahaan serta valueyang diharapkan pegawai. Faktor selanjutnya yang memengaruhi kekompakan adalah tingkat kesulitan. Semakin sulit persoalan yang dihadapi pegawai, maka pegawai akan semakin kompak. Kalau tidak kompak,pegawai khawatir tidak bisa menyelesaikan persoalan yang dihadapi.Apalagi kalau persoalan tersebut memengaruhi masa depan pegawai di perusahaan.
Untuk menjalin kekompakan pegawai, pimpinan perusahaan bisa menerapkan strategi yang berasal dari internal atau eksternal perusahaan.Bila pilihannya menerapkan strategi dari internal perusahaan maka akan dimunculkan ‘musuh’ dari rekan kerja sendiri. Misalkan saja ada unit kerja yang lebih berhasil. ”Strategi ini pilihan yang sangat riskan. Sebab rawan konflik, ”terangnya. Itulah sebabnya hampir semua perusahaan lebih suka menerapkan strategi eksternal untuk menjaga kekompakan pegawai. Melalui strategi ini, sebuah perusahaan akan menjadikan kompetitornya sebagai ‘musuh’ bersama.
Kalau pegawai tidak kompak,maka kompetitor akan memenangkan persaingan usaha, dan tentunya akan berdampak kurang baik bagi perusahaan. Agar kekompakan dapat terus terjadi, diperlukan pemimpin yang kuat.Hal itu terbukti dari berbagai pengalaman. Bahkan terkadang saking hormatnya pegawai kepada atasan dan kompak melakukan instruksi atasan, mereka tidak menyadari kalau yang diinstruksikan pimpinan kurang baik bagi kinerja perusahaan.
By : Hermansah
Sumber : okezone.com
Sumber : okezone.com