Berawal dari kecintaannya dengan dunia lukis
dan hobinya mengoleksi berbagai macam jenis sepatu, muncullah ide untuk
membuat sesuatu yang berbeda. Andina Nabila Irvani atau yang biasa
disapa Dina mencoba menyalurkan hobi melukisnya pada sepatu koleksinya. "Sebenarnya
ide ini datang dari kakak saya. Dia suka sekali bisnis sejak SMA.
Sedangkan saya, sudah hobi melukis sejak lama. Sudah les melukis juga
sejak masih Taman Kanak-kanak. Jadilah kita mencoba bisnis sepatu
lukis," ungkapnya saat ditemui okezone di Grand Kemang, Jakarta beberapa waktu lalu. Akhirnya
pada Agustus 2008, dengan modal awal yang terbilang kecil yaitu sekira
Rp1 juta, Dina mulai mencoba menuangkan ide lukisannya pada media
sepatu kanvas. Bisnis yang baru berkembang memang tidak
selalu berjalan mulus. Dirinya sempat mengalami kesulitan dengan stok
sepatu polos yang kadang jumlahnya terbatas di pasaran. Dirinya
berfikir mengapa tidak memproduksi sendiri sepatu polos tersebut.
Bahkan, dengan memproduksi sendiri sepatu polos tersebut dirinya bisa
mendesain sendiri sepatunya Sehingga mempunya bentuk dan jenis yang
berbeda yang sudah ada di pasaran. Salah satu cara jitu yang
digunakannya untuk memasarkan produknya adalah dengan menggunakan ranah
online. Sebulan setelah bisnisnya ini dimulai, Dina menggunakan blog
sebagai katalog dalam usahanya. Namun saat ini, karena modal sudah
semakin bertambah, dibuatlah situs berbasis web sebagai media untuk
memasarkan produknya yang dapat diakses di www.sepatulukis.com. Selain
itu, cara lain yang digunakannya agar sepatunya berbeda dengan yang
lain adalah dengan model khusus yang diproduksinya sendiri. Karena yang
dia tau, saat ini banyak bissis sejenis yang sudah mulai menjamur
dipasaran. Namun dirinya yakin, dengan 11 pasang model sepatu yang
telah diciptakannya, memiliki perbedaan dan kualitas dengan pengusaha
sejenis yang lain. Saat ini, pendapatannya bisa dibilang sangat
lumayan. Dengan omset perbulan mencapai Rp10-22 juta dan sudah
mempekerjakan empat orang karyawan, Dina semakin bersemangat untuk
terus mengembangkan bisnisnya tersebut. Diantaranya mencoba media lain
seperti kaos, tas, chasing handphone, serta yang saat ini sedang dalam
tahap uji coba adalah melukis dengan media dompet. "Sebulan
pertama, untungnya hanya Rp2-3 juta. Namun, di bulan kelima, ternyata
bisa langsung berkembang pesat, dengan keuntungan hingga Rp20 juta,"
ungkapnya. Per-harinya, rata-rata sepatu yang berhasil dijualnya
mencapai 50-100 pasang sepatu, dengan pelanggan yang tersebar di
seluruh Indonesia dan beberapa negara. Adapun harga per-pasangnya
ditawarkan mulai dari Rp110-260 ribu. Untuk Indonesia, peminat
terbanyak berasal dari pulau Kalimantan dan Sumatera. Sementara itu,
pengiriman juga sudah merambah ke Brunei, Australia, Singapura, dan
Bangkok. "Waktu itu ada yang pesan juga dari Amerika sampai 100
pasang. Saya sudah oke dan menyanggupi. Tapi ternyata ongkos kirim
kesana mahal sekali, dua kali lipat dari harga separtu, akhirnya cancel
semua," ungkapnya lagi. Untuk lebih menjaga merk dan keaslian
sepatu buatannya, sejak 2010 lalu, Dina telah mendaftarkan "SLIGHT"
sebagai brand atas sepatunya di Hak Atas kekayaan Intelektual (HAKI). Dari
bisnis yang menjanjikan ini, mahasiswi semester lima di sebuah
perguruan tinggi swasta Jakarta ini mampu mempekerjakan empat orang
pegawai. Yang mana pegawainya tersebut di rekrutnya dari tetangga
sekitar. Selain itu, bisnis ini tidak lagi membuatnya menggantungkan
uang jajan dari orang tuanya. Dina memberikan tips khusus untuk
memulai suatu usaha, yaitu mulailah dengan apa yang kita suka. "Mulai
dengan sesuatu sesuatu yang kamu suka, misalnya hobby, diexplore lagi
dan buat sesuatu yang berbeda dari produk/jasa yang sudah ada. jangan
takut dengan resiko yang belum pasti terjadi, karena jika ada niat
pasti semua masalah dalam bisnis bisa terselesaikan. Patikan juga, kita
bisa konsultasi kepada orang yang sudah berpengalaman dengan dunia
bisnis," ungkapnya. Dengan motto hidupnya "I can achieve anything I want in life if I have the will"
Dina berkeinginan suatu hari nanti bisa semakin memperbesar usahanya,
dan memiliki butik sepatu buatannya yang tersebar diseluruh kota di
Indonesia. Dan terus menciptakan ide kreatif dan tentunya berbeda
dengan yang lain.(adn)(rhs)