Kumpulan Artikel Tips dan Triks Pengusaha Sukses, anda yang sudah jadi pengusaha jadikan blog ini untuk mendapatkan inspirasi dalam memaksimalkan usaha anda. Kirimkan Artikel anda di blocknotinspire@gmail.com
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://idegilabisnis.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Menciptakan Pengusaha Baru


Saya sepakat dengan Peter Drost, penulis buku “Reformasi Pengajaran” yang mengungkapkan, bahwa pendidikan di Indonesia tampaknya hanya untuk orang yang pandai-pandai saja, atau yang menonjol nilai akademiknya. Sedangkan pendidikan yang betul-betul diprioritaskan untuk orang yang nilai akademisnya sedang-sedang atau rendah, ternyata belum digarap secara serius.
Sedangkan pendidikan di universitas kita sekarang ini terutama yang mengutamakan nilai akademis sebagai indicator keberhasilan cenderung menghasilkan tukang-tukang seperti: “tukang insinyur, tukang dokter”, dan lain sebagainya. “Tukang-tukang” tersebut hanya pandai mencari pekerjaan, tetapi bukan menciptakan pekerjaan. Padahal menurut saya, di era otonomi daerah saat ini, pendidikan entrepreneurship sangat dibutuhkan. Karena dengan pendidikan tersebut, sebenarnya akan banyak menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Itu tak bisa ditawar-tawar lagi. Tak hanya penting, tetapi sangat mendesak. Maka sebaiknya iklim menekuni dunia usaha harus diciptakan.
Melihat kondisi ini, saya kira perlu ada upaya menciptakan pengusaha baru. Sebab menurut saya, menjadi pengusaha itu bukan diajarkan tetapi dididik dalam pengertian nonformal. Sehingga perlu ada solusi, yaitu bagaimana kita membuat pendidikan untuk menciptakn orang jadi pengusaha. Apalagi di Indonesia dalam kaitannya dengan pemberlakuan otonomi daerah, tentu akan sangat banyak dibutuhkan pengusaha-pengusaha baru yang muncul di daerah.

Menurut saya, hal itu bisa diberikan lewat model pendidikan yang bukan saja mengandalkan pada pengetahuan atau tolak berpikir, tetapi juga otak emosional. Termasuk bagaimana mencerdaskan emosi kita, dan bagaimana menyelaraskan otak berpikir dengan otak emosional. Sementara universitas yang ada, hanya menciptakan calon pencari kerja, bukan pencipta kerja.
Padahal, semestinya di Negara kita membutuhkan banyak pengusaha. Dan kita sebaiknya jangan punya perasaan khawatir dengan bermunculannya pengusaha baru. Karena nantinya, mereka akan menciptakan lapangan kerja baru. Kalau kemudian Negara kita lebih banyak pengusahanya dari pada pekerjanya, maka kita bisa mengimpor tenaga kerja dari luar negeri. Bukan sebaliknya, kita harus mengekspor tenaga kerja kita keluar negeri seperti sekarang ini.
Sebenarnya sudah ada beberapa pengusaha kita, yang tidak hanya sekedar memikirkan tetapi juga telah menciptakan orang-orang untuk menjadi pengusaha beru. Saya sendiri juga telah melakukan. Misalnya ada manager di perusahaan saya yang punya jiwa entrepreneur, maka saya tidak ragu memandirikan dia dengan tanggung jawab pada usaha baru. Apalagi jika dirinya mempunyai potensi besar menjadi pengusaha.
Oleh karena itu saya katakana bahwa keberadaan universitas yang mendidik calon pengusaha itu sangat mendesak sekali. Kalau perlu universitas yang mendidik calon pengusaha itu tidak perlu menggunakan aturan formal. Misalnya tanpa status, tanpa akreditasi, tanpa dosen, benar-benar membuka usaha dalam waktu tertentu.
Sedang calon mahasiswa atau mahasiswinya, diutamakan justru mempunyai IP (indeks prestasi) atau NEM (nilai ebtanas murni) sedang dan rendah. Sebab bisa jadi dengan paradigm pemikiran pendidikan seperti ini akan menjadi model pendidikan di Indonesia di masa mendatang. Dan bukan tidak mungkin, hal itu juga akan menjadi model pendidikan di dunia, khususnya bagi pendidikan calon pengusaha.
Maka saya kira sudah saatnya, sekarang ini disiapkan universitas yang mendidik orang menjadi pengusaha, melalui “kurikulum dan sistem” yang diciptakan sendiri oleh pengusaha.

Sumber : purdiechandra.net


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More