Dewi Tanjung merupakan penggagas ide franchise untuk wedding card, souvenir dan
pernak-pernik pernikahan. Dengan mengusung nama De Tanjung sebagai nama
perusahaannya, wanita berparas ayu ini terus mengambangkan usaha ini.
Jika anda hanya sekadar tahu bahwa bisnis franchise kebanyakan hanya untuk makanan saja, Anda salah. Kini ada terobosan baru dalam usaha franchise ini. Yaitu franchise wedding card, souvenir dan pernak-pernik pernikahan, dan ini merupakan franchise untuk wedding card, souvenir dan pernak-pernik pernikahan pertama di dunia.
Usahanya
sendiri dimulai sejak 2003 sampai sekarang ini sudah memiliki omzet Rp1
miliar per tahun dari modal awal hanya sebesar Rp50 ribu. Padahal, awal
mula Dewi merintis usaha ini dikarenakan kepepet. Dengan
kondisi keluarga yang sangat sederhana sekali, di mana sejak bayi Dewi
sudah ditinggal oleh Ayahanda tercinta, dan Ibunda yang lulusan SD
hanya berprofesi sebagai pembantu rumah.
Untuk kuliah pun, sang paman yang membiayainya. “Karena kepepet gitu, keluarga saya itu sederhana sekali,” ungkap Dewi beberapa waktu lalu.
Suatu
hari, Dewi bercerita, dia diberi uang untuk membeli baju Lebaran dari
sang paman sebesar Rp50 ribu, akan tetapi Dewi tidak membelikan uang
itu untuk baju Lebaran. Karena Dewi berpikir jika uang itu dibelikan
baju Lebaran, maka dirinya tidak akan mempunyai uang lagi.
Maka
dari itu, perempuan lulusan D3 Universitas Brawijaya itu, memutuskan
untuk menggunakan uang Rp50 ribu ini untuk modal usaha. Dengan
memunguti daun-daun kering yang berguguran di kampusnya dan membeli
beberapa kertas dan karton, Dewi mulai berkreasi dengan membuat produk
seperti notes, buku telepon, pigura dan sebagainya.
Usaha yang
awalnya berkembang kecil-kecilan, setelah berjalan sekira dua atau tiga
tahun, Dewi pun bertemu eksportir yang kemudian membantunya memasarkan
barang-barangnya ke luar negeri, seperti Australia, Malaysia, Hong Kong
serta Jerman. Akan tetapi karena krisis, eksportir yang merupakan
kawannya itu pun bangkrut.
"Saya berpikir bagaimana saya bisa
bertahan setelah teman saya itu bangkrut, bagaimana bisa berkembang
cepat tapi dengan modal sedikit. Dan akhirnya saya franchise-kan itu jawabannya. Dan belum ada di Indonesia. Bahkan di dunia," ungkap Dewi.
Jika pada awalnya Dewi memproduksi seperti buku telepon, pigura, notes dan lain-lain kini Dewi fokus di dalam franchise khusus untuk wedding card, souvernir dan pernak-pernik pernikahan.
Sekarang
ini, dengan membeli lisensi sebesar Rp60 juta dan Rp90 juta, Anda akan
mendapatkan kontrak selama tiga tahun dengan setiap bulannya akan ada
desain baru untuk wedding card, souvenir dan pernak-pernik pernikahan.
“Franchise kita itu unik, susah ditiru. Kalau orang yang tidak ngerti tentang handycraft, susah untuk meniru desain kita. New product inovasi adalah andalan kita,” tuturnya.
Saat
ini Dewi memiliki enam outlet di Malang, Jawa Timur. Dewi pun berencana
ingin memiliki memiliki oultlet di Jakarta, Surabaya,Medan, dan di
kota-kota besar lainnya.
Adapun tips sukses dari wanita
berambut pendek ini, adalah yang harus berani. Jangan menunggu untuk
modal yang besar, pengalaman dan sebagainya, menurutnya yang terpenting
adalah kita sudah mencoba, dan harus memiliki impian.
“Yang
penting tuh harus berani, jangan nunggu untuk punya modal besar, nunggu
untuk pintar, yang penting kita mau mencoba dan punya impian. Karena
jika kita mempunyai sebuah impian maka kita akan termotivasi untuk
mengejar impian itu dengan sekuat tenaga," terang Dewi.
Dewi pun
menambahkan jika ingin merintis suatu usaha janganlah mempunyai rasa
gengsi. Seperti dikatakan di atas bahwa kita harus berani baik dalam
berinovasi dan kreatif maupun mengambil risiko apapun.
"Satu
lagi, jangan gengsian. Kebanyakan teman-teman saya itu gengsian. Dulu
waktu saya nawarin barang-barang ke teman-teman saya, diledekin sebagai
sales. Tapi saya tidak malu tuh, PD aja lagi," tutupnya sambil tersenyum. (wdi)(ade)