Saat ini, ulat bulu tengah menjadi momok bagi
sebagian warga di Indonesia. Namun di tangan seorang pengrajin asal
Denpasar, Bali, kepompong ulat ini bisa diubah menjadi beragam pernik
perhiasan yang cantik. Tak hanya di Bali, hasil kerajinan kepompong
ulat ini sudah dikenal di mancanegara. Di tangan Putu Swandewi,
wanita kelahiran Singaraja, Bali 33 tahun silam ini, kepompong ulat
bisa diubahnya menjadi beragam pernak-pernik perhiasan nan cantik.
Pemasaran hasil tangannya pun sudah banyak dipasarkan di Bali, bahkan
luar negeri. “Kerajinan kepompong ulat ini pertama kali
dihasilkan saat seorang wisatawan memesan perhiasan yang terbuat dari
bahan dasar kepompong ulat untuk dipasarkan ke Jepang,” tutur Putu
Swandewi di Bali baru-baru ini. Memang tidak semua kepompong
ulat bisa digunakan sebagai bahan dasar kerajinannya, beberapa di
antaranya adalah hasil budidaya petani di beberapa daerah di Bali dan
Jawa. Salah satunya kepompong berwarna putih yang dihasilkan dari
metamorfosa kupu-kupu tertentu saja, ketersediaan bahan baku pun sangat
tergantung pada musim. Kepompong yang sudah dibersihkan jika
dirangkai sedemikian rupa akan menghasilkan beraneka ragam
pernak-pernik. Salah satunya bunga melati berwarna putih, ada juga
jenis kepompong lain yang bisa memberikan efek warna beragam, seperti
keemasan perak dan merah. Selain memberikan efek warna dan bentuk yang
sangat menarik, perhiasan berbahan kepompong ulat ini lebih kuat dan
tahan lama, serta warnanya pun tidak akan pudar. Tidak hanya
bunga, rangkaian kepompong ulat ini juga bisa menjadi pernak pernik
perhiasan lain seperti bros bunga, jepit rambut, rangkaian vas bunga,
bahkan topi kepompong emas yang memberikan kesan mewah bagi pemakainya. Hasil
karya kepompong ulat ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau,
yakni lima belas ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah tergantung
jenis, ukuran, dan keindahannya.(I Putu Alit Wira Yudha Maruta/SUN TV/wdi)