Beberapa waktu yang lalu saya membaca buku
karangan Hermawan Kertajaya yang berjudul New Wave Marketing. New Wave
Marketing merupakan ide pemasaran yang dilontarkan oleh Hermawan
Kertajaya setelah terjadinya kekacauan ekonomi pada tahun 2008.
Melalui bukunya, Hermawan menyatakan bahwa telah
terjadi perubahan pola perilaku masyarakat yang mengakibatkan strategi dan
taktik pemasaran ikut berubah.
Salah satu hal terpenting yang mengubah perilaku
masyarakat adalah internet yang dengan cepat dan masiv bisa menghubungkan
sekian banyak orang dalam waktu yang singkat.
Sehingga hubungan antara perusahaan dengan konsumen
tidak lagi vertikal dimana perusahaan berdiri sendiri terpisah dengan konsumen.
Tetapi hubungan itu sekarang bersifat horizontal dimana perusahaan harus
sejajar dan bersama dengan konsumen.
Sekarang perusahaan bisa disebut telanjang dihadapan
konsumennya. Dengan adanya jejaring sosial yang menghubungkan mereka,
kebaikan dan keburukan akan tersebar dengan cepat.
Tentu kita masih ingat kasus yang melibatkan rumah
sakit Omni Internasional dengan Prita atau kasus kriminalisasi pejabat KPK yang
menunjukkan kekuatan gerakan sosial melalui jejaring sosial lewat media internet.
Dengan adanya pola hubungan yang berbeda itu maka
berbeda juga pola pendekatan pemasarannya. Dulu perusahaan akan berusaha
mengkotak-kotakan calon konsumen berdasarkan dengan pola perilaku yang mirip,
biasa kita sebut segmentasi pasar.
Sekarang dengan adanya jejaring sosial, masyarakat yang
mempunyai perilaku dan kesenangan yang sama akan membentuk komunitas
tersendiri.
Eniwei, komunitisas ini bisa tercapai dengan dua cara.
Pertama dengan cara “by design“, kedua komunitas bisa terbentuk dengan
sendirinya, sehingga perusahaan tidak perlu repot-repot mengkotak-kotakkan
calon konsumen.
Perusahaan cukup mengamati komunitas-komunitas
yang ada atau dengan inisiatif sendiri membentuk komunitas yang akan dijadikan
calon konsumen.
Biasanya, membentuk komunitas ini merupakan salah satu
cara untuk membuat konsumen menjadi loyal, seperti yang dilakukan oleh beberapa
perusahaan otomotif. Harley Davidson yang pertama kali memulainya.
Nah, komunitas-komunitas ini sering kita jumpai dalam
bentuk forum-forum yang ada di internet. Misalnya agromania atau indonetwork
untuk pelaku bisnis. Sedangkan untuk masyarakat umum, forum kaskus sangat
populer di kalangan mereka. Untuk offline, anda bisa lihat komunitas pecinta
motor yang sering “nangkring” di pinggir-pinggir jalan di malam minggu.
So, perusahaan sekarang dituntut lebih jujur dan
terbuka karena mereka tidak bisa lagi hanya memberikan janji semata kepada
konsumen tanpa diikuti dengan pelayanan yang sesuai. Seperti yang sudah
dikemukakan di muka, keburukan maupun kebaikan akan lebih mudah tersebar karena
sedemikian kuatnya hubungan antar konsumen.
Di sini anda bisa lihat bahwa internet bisa
menjadi leverage bagi bisnis anda. Cukup dengan membangun reputasi yang
baik maka konsumen akan memberikan rekomendasi kepada teman-teman lainnya.
Dan seperti yang anda tahu, rekomendasi dari orang yang
dikenal jauh lebih efektif dibandingkan dengan promosi penjualan yang
dilakukan oleh perusahaan. Coba anda ingat berapa kali anda membeli
sesuatu berdasarkan rekomendasi dari orang yang anda kenal.
Yang jelas, tidak semua tentang New Wave Marketing bisa
saya ceritakan disini. Kalau ingin lengkapnya, anda mungkin harus membacanya
sendiri. Di sana disebutkan tentang konsep 12 C yang merupakan perubahan mulai
dari strategi, taktik maupun proses pemasaran.
Beberapa perubahannya seperti segmentasi menjadi
komunitisasi, targeting menjadi konfirmasi, positioning menjadi klarifikasi
sampai brand yang berubah menjadi karakter.
Tapi intinya, New Wave Marketing merupakan cara untuk
membentuk pemasaran yang kuat baik secara online maupun offline. Dan
kedepannya, saya akan sampaikan siapa calon konsumen potensial yang siap untuk
menerima New Wave Marketing.
Sumber : dokterbisnis.net