Kaizen dan Kemajuan Jepang
Kaizen yang
merupakan salah satu prinsip yang dipraktekkan bangsa Jepang dan terbukti
membawa dampak yang sangat positif bagi kemajuan bangsa Matahari Terbit ini. Walaupun dapat diaplikasikan
kepada semua aspek kehidupan, Kaizen pada era setelah Perang Dunia ke-2
difokuskan untuk peningkatan mutu produktifitas dan manajemen
perusahaan-perusahaan Jepang.
Ini dapat kita lihat dari mutu produk-produk yang
dihasilkan Jepang dan sistem manajemen perusahaan Jepang yang terkenal sangat
efisien dan efektif. Dapat kita ambil sisi pelajaran dari sejarah di dunia
bahwa sebuah bangsa yang porak-poranda dijatuhi 2 bom atom di 2 kota industri
terpentingnya dapat bangkit menjadi negara yang dihormati dari sumber daya
manusia dan kekuatan ekonominya.
Apa itu
Kaizen?
Istilah "Kaizen" dalam
bahasa Jepang bermakna "perbaikan berkesinambungan" (suatu proses
penyempurnaan terus menerus yang tiada henti.) Filsafat kaizen berpandangan
bahwa hidup kita hendaknya fokus pada upaya perbaikan terus-menerus. Pada
penerapannya dalam perusahaan, kaizen mencakup pengertian perbaikan
berkesinambungan yang melibatkan seluruh pekerjanya, dari manajemen tingkat
atas sampai manajemen tingkat bawah.
Yang membedakan filosofi kaizen ini
dengan improvement biasa adalah dalam PROSESnya.
Di dalam KAIZEN sendiri proses itu selalu terus menerus terjadi, setiap tahun, setiap bulan, setiap minggunya, bahkan setiap harinya. Dan proses itu tidak ada ujungnya karena perubahan adalah sesuatu yang permanen.
Di dalam KAIZEN sendiri proses itu selalu terus menerus terjadi, setiap tahun, setiap bulan, setiap minggunya, bahkan setiap harinya. Dan proses itu tidak ada ujungnya karena perubahan adalah sesuatu yang permanen.
Rencanakan-Lakukan-Periksa-TindakLanjuti
(Plan-Do-Check-Act)
Salah satu langkah awal penerapan
kaizen adalah menjalankan siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) untuk menjamin
terlaksananya kesinambungan kaizen. Siklus ini terdiri atas :
>Rencana (plan)
Penetapan target untuk perbaikan dan
perumusan rencana tindakan guna mencapai target tersebut.
>Lakukan (do)
>Lakukan (do)
Pelaksanaan dari rencana yang telah
dibuat.
>Periksa (check)
Kegiatan pemeriksaan segala prosedur
yang telah dijalankan guna memastikannya agar tetap berjalan sesuai rencana
sekaligus memantau kemajuan yang telah ditempuh.
>Tindak (act)
Menindaklanjuti ketiga langkah yang
ditempuh sekaligus memutuskankan prosedur baru guna menghindari terjadinya
kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan
berikutnya.
Siklus ini berputar secara terus
menerus dengan diselingi oleh siklus Standardize-Do-Check-Act (SDCA) di
antaranya. Dalam langkah Standar (Standarize) pada siklus ini, segala prosedur
baru yang telah diputuskan pada langkah Tindak dalam siklus PDCA sebelumnya
disahkan menjadi pedoman yang wajib dipenuhi. SDCA fokus pada kegiatan
pemeliharaan, sedangkan PDCA lebih mengacu pada perbaikan.
Kesimpulan:
Jadi sebenarnya untuk meraih mutu
kehidupan yang kita inginkan kita terus menerus memperbaiki mutu diri kita.
Jangan pernah berhenti pada satu titik saat seluruh dunia berubah. Jika kita
berhenti memperbaiki diri pada satu tahapan maka yang ada kita kan menjadi
manusia-manusia dengan sumber daya manusia yang terkebelakang dibanding dengan
mereka yang terus menerus memperbaiki dirinya dari segala aspek kehidupan.
Sumber : ceritadanwarta.com