Untuk membangun masyarakat seperti ini, kata Arifin Panigoro, tidak hanya dapat mengandalkan sektor swasta melalui kualitas produk-produk yang kompetitif. "Tapi juga harus didukung pemerintah dengan birokrasi yang efisien, bersih, dan transparan, serta pelayanan yang baik," kata dia Arifin dalam keterangan tertulisnya yang diterima VIVAnews di Jakarta.
Selain itu, dia mengatakan, sektor pendidikan juga tidak hanya melahirkan sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya. Tapi juga melahirkan orang-orang yang bermotivasi tinggi, gigih, berani, dan percaya diri.
"Semua itu adalah modal untuk membentuk manusia yang berjiwa wirausaha," katanya. "Pendidikan juga mampu mencetak manusia yang jujur dan peduli."
Keberhasilan daerah-daerah dalam membangun pusat-pusat keunggulan akan menjadi modal untuk mendongkrak daya saing Indonesia.
Dia mengatakan, harus disadari, memasuki 64 tahun Indonesia merdeka, bangsa Indonesia semakin jauh tertinggal, sekali pun dengan negara-negara di Asia yang mencapai kemerdekaan pada waktu yang relatif hampir bersamaan, seperti Korea Selatan, China, dan India. Bahkan pada 2007 Indonesia dikategorikan sebagai salah satu negara yang paling tidak kompetitif.
Arifin mengatakan, prestasi Indonesia di bidang pendidikan juga sangat memprihatinkan. Rata-rata warga negara Indonesia dewasa hanya mengalami pendidikan selama 5 tahun.
Sedangkan di Filipina 8,2 tahun, China 6,4 tahun, Malaysia 6,8 tahun, dan Thailand 6,5 tahun. "Prestasi yang kurang baik ini menjadi salah satu penyebab Indonesia diremehkan di mata dunia," katanya.
Sumber : vivanews.com