Datangnya tahun baru Imlek membawa berkah tersendiri bagi Bahrul Ulum, perajin air brust khusus
hiasan atau pernak pernik hari raya atau perayaan khusus. Bagaimana
tidak, hanya dalam tempo sekira setengah bulan, dia mampu mengantongi
keuntungan hingga Rp30 juta. Bagi para penikmat kerajinan khusus
yang didesain untuk memeriahkan hari keagamaan hingga perayaan tahun
baru seperti imlek yang jatuh pada 3 Februari, buah karya Bahrul yang
beralamat di Jalan Raya Kuta, sudah tidak asing lagi dan bisa menjadi
jaminan kualitas. Selain langka, berkat kelihaian tangan
terampil Bahrul, berbagai macam kreasi seni lewat hiasan dan
pernik-pernik yang dibuat, mampu menambah semaraknya pesta atau
perayaan suatu hajatan acara. Seperti pada tahun baru Imlek yang sangat
dinantikan warga keturunan Tiongha. Tentu saja Bahrul memanfaatkannya
untuk menjual kerajinan karyanya. Karena
masih belum tahun jenis hiasan apa yang akan dijual, ia pun tertarik
meniru sebuah boneka yang ada dalam sebuah gambar foto. Berbekal
kemampuannya sebagai perajin, begitu melihat boneka khas China yang
disebutnya "meme", diapun membuat disain pola gambar di atas spon
putih. Selain itu, dia juga membuat pola boneka kelinci, uang koin
hingga barongsai, yang memiliki relevansi dengan perayaan imlek. "Saya
sengaja tidak menjual hiasan seperti lampion yang banyak dijual di
toko-toko, dengan begitu pembeli akan tertarik membeli di sini," kata
pria asal Malang, Jawa Timur ini. Aneka jenis hiasan untuk
perayaan Imlek itu, biasanya dipajang di lobi-lobi hotel, restoran atau
perkantoran, lengkap dengan warna-warni yang mencolok seperti merah,
kuning dan hijau. "Biasanya saya jual satu paket seharga Rp1 juta,
berupa dua boneka meme dan oko, boneka kelinci dan barongsai serta uang
koin," sebut dia. Rupanya, hasil karyanya mendapat respons
konsumen, bahkan mereka tidak ragu membayar dengan harga tinggi karena
kualitas pengerjaan hiasan Bahrul yang rapi, unik dan jarang ditemui di
tempat lain. Dari semua pembeli kata dia, mayoritas dari warga
keturunan China dan mereka sudah cukup familiar dengan hiasan boneka
berukuran raksasa itu. Dari hasil karya pertama membuat hiasan
imlek, dia mengaku mendapat pelajaran berharga, yakni ketika ada salah
satu tulisan berbahasa mandarin yang ternyata dicermati banyak orang.
"Ada seorang guru bahasa China yang membetulkan tulisan karena salah
pada hiasan boneka yang saya buat," ucapnya tersenyum. Namun
dari mayoritas pembeli, mereka menyatakan dapat menerima karyanya dan
jarang yang melemparkan protes baik dari sisi pola, gambar, bentuk
hingga harganya. Alhasil, dalam waktu yang tak terlalu lama
sekira dua minggu, 40 paket produk kerajinan Bahrul sudah ludes terjual
dan ia mengaku mengantongi keuntungan bersih hingga Rp30 juta.(wdi)