Peluang membuka bisnis jilbab dan baju muslim saat ini cukup menjanjikan. Apalagi sekarang pakaian-pakaian muslim sudah didesain dengan mengikuti perkembangan zaman sehingga tidak terkesan kaku dan kuno lagi.
Selain menambah pesona bagi yang memakainya, jibab dan pakaian muslim pun mampu melindungi dari sengatan sinar matahari yang langsung mengenai kulit. Sehingga menjadikan teduh bagi yang mengenakannya. Menjamurnya komunitas-komunitas penyuka model busana muslim pun membuat bisnis ini perlu diperhitungkan.
Tentunya, ini akan menjadi peluang yang menguntungkan dalam berbisnis. Apalagi, membuka usaha jilbab dan busana muslim di tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
Dikutip okezone dalam buku bertajuk 99 Bisnis Anak Muda karya Malhayanti dan Hendry E Ramdhan terbitan Penebar Plus, buku tersebut menguak rahasia untuk bisa merambah bisnis jilbab dan busana muslim.
Malhayanti mengatakan, dalam memulai bisnis ini perlu kesiapan yang matang, karena merupakan suatu yang bijaksana. Pada dasarnya memang persiapan tersebut cikal bakal semua jenis usaha.
"Momentum seperti hari raya keagamaan bisa dimanfaatkan, karena ketika hari raya orang cenderung mencari model-model jilbab dan busana muslim terbaru dengan harga yang terjangkau," bebernya.
Memulai Bisnis
Bagi Anda yang akan membuka usaha jilbab dan busana muslim pengetahuan tentang pakaian muslim yang syar'i (sesuai aturan agama) adalah hal mendasar. Selain mengikuti perkembangan mode, harus tetap menjaga nilai-nilai dan norma agama.
Maka dari itu, hal yang perlu diperhatikan juga sebelum membuka usaha jilbab dan busana muslim antara lain terlebih dahulu melakukan survei harga, modal, dan tempat. Pemasaran dan penyampaian lewat mulut ke mulut adalah promosi yang dinilai cukup efektif dan tidak memakan biaya. Contohnya menyampaikan produk tersebut dimulai dari keluarga, dan kawan terdekat.
Modal awal
Untuk modal awal persiapan membuka toko, jika ditotal secara keseluruhan diperlukan modal sekira Rp8,7 juta. Rinciannya, untuk membeli etalase diperlukan Rp5 juta untuk membeli manekin (patung pajangan) sebanyak empat buah Rp200 ribu dengan harga per buah Rp50 ribu, lemari panjang dan hanger Rp3 juta dan papan nama Rp500 ribu. Peralatan mengalami penyusutan selama empat tahun dan memiliki nilai residu sebesar Rp1.500 dengan metode penyusutan garis lurus.
Perkiraan laba
Jika asumsi per hari mendapat laba Rp300 ribu, maka Rp300 ribu dikalikan 30 hari dan hasilnya sebulan dapat mencapai Rp9 juta. Dari perkiraan laba yang diperoleh per bulan Rp9 juta, diperkirakan laba bersih yang akan diperoleh sebanyak Rp2.818.700 setelah dikurangi pengeluaran biaya-biaya jika ditotal Rp6.181.300.
Di antaranya seperti penyusutan peralatan Rp181.300, sewa tempat Rp1 juta, pembelian barang Rp3 juta gaji satu pegawai Rp800 ribu, promosi (membuat stiker, papan nama, sablon, pulsa) Rp300 ribu, listrik Rp400 ribu, transportasi Rp300 ribu, dan lain-lain Rp200 ribu.
Jadi, perkiraan laba per bulan sekira Rp9 juta dikurangi pengurangan pengeluaran biaya-biaya sebesar Rp6.181.300. Sehingga laba bersih yang akan diterima adalah Rp2.818.700.
Perkiraan modal kembali
Dalam buku tersebut dipaparkan, perkiraan modal akan kembali selama kurang lebih tiga sampai Empat bulan. Jika dihitung berdasarkan, modal awal dibagi laba bersih akan menghasilkan berapa bulan modal itu bisa kembali, Rp8,7 juta : Rp2.818.700 = 3,1 bulan. (ade)
Sumber : okezone.com