Anda penggemar soto? Kalau, ya, pasti Anda telah mengenal atau bahkan lelah menjadi pelanggan tetap Soto Kadipiro, yang terletak di jalan Wates Yogyakarta itu. Di restoran yang didirikan 1921 oleh Pak Karto Wijoyo (alm.), dan sejak 1975 dikelola putra sulungnya, Pak Widadi (60 tahun) sampai sekarang ini, secara terbuka memaparkan tulisan besar pada sebuah papan yang dipasang di restoran tersebut. Isinya, “Tidak buka cabang di Jakarta dan di kota lainnya.”
Menurutnya, ia sengaja tak buka cabang di kota lainnya, meski banyak pihak yang menawarinya kerjasama. Hal itu, katanya, ia ingin hidup tentram dengan bisnisnya sekarang.
Selain itu, ia ingin tetap memegang teguh nasihat orang tuanya, yaitu untuk selalu hidup sederhana, ulet, sabar, jujur, dan bisnis, dan nrimo dengan apa yang diperolehnya sekarang. Maka tak mengherankan, filosofinya berbunyi, “Kamulyaning urip iku, dumunung ono tentreme ati.” artinya, sesungguhnya kebahagian orang hidup itu hanya pada ketentraman hati.